Minggu, 20 Juli 2008

SYUKUR


SYUKUR
Semarang, 26 Mei 2008

Syukur, sebuah kata yang mudah diucapkan tetapi sulit untuk diterapkan. Beratnya beban hidup yang dirasakan terkadang membuat manusia jauh dari syukur. Melimpahnya harta kekayaaan juga seringkali membuat manusia enggan untuk mensyukuri nikmat kekayaan yang dimilikinya. Tetapi, ada sebagian sahabat yang walaupun hidup dengan pas - pasan tetapi mempunyai rasa syukur yang tinggi dengan apa yang dimilikinya.

Allah swt telah menjajikan akan menambah nikmat bagi orang-orang yang bersyukur. Syukur, lebih dari cukup untuk membuat orang menjadi kaya karen tidak menginginkan apa – apa lagi kecuali yang telah diberikan Allah swt kepadanya. Syukur, lebih dari cukup untuk membuat orang menjadi bahagia karena semua tamu yang datang, mulai dari kebahagiaan, kesenangan, kesedihan atau penderitaan diterima dengan lapang dada. Semuanya datang tidak lain hanyalah membawa pesan hikmah dari Tuhannya. Syukur, lebih dari cukup untuk membuat orang menjadi manusia yang sabar dan ikhlas dalam menjalani lika – liku kehidupan. Susahnya hidup dan beratnya beban kehidupan masih jauh lebih kecil apabila dibandingkan dengan besarnya nikmat dan anugerah yang telah dilimpahkan Allah swt.

Sebagian sahabat, karena tingginya rasa syukur atas segala nikmat dan kasih sayang yang telah dicurahkan Allah kepadanya, memilih zuhud sebagai jalan hidupnya. Orang – orang jenis ini memilih meletakkan dunia di tangan mereka dan akherat di hati mereka. Kecintaan terhadap Allah swt adalah segala – galanya dan dunia hanyalah sebuah sarana untuk semakin menumbuhkan rasa cinta kepada Allah swt. Memang hanya orang – orang tertentu yang dapat mencapai tataran orang seperti ini, karena memang jalan menuju kesana tidaklah semudah jalan ke diskotik atau tempat pelacuran. Mohon maaf apabila ada yang tersinggung, bukan bermaksud untuk menyinggung, apalagi menyakiti hati seseorang.

Diri ini memang masih jauh dari orang – orang tersebut. Ada saja godaan dalam kehidupan ini saat diri ini ingin melangkah menjadi orang – orang luar biasa seperti sebagian sahabat yang memilih zuhud sebagai jalan hidupnya. Nafsu dalam diri seringkali masih mengalahkan logika rasional dan beningnya suara hati. Semuanya memang membutuhkan proses untuk belajar dan sebuah komitmen untuk dapat menjadi orang – orang dengan derajat seperti yang telah dikemukakan di awal tulisan ini.

Saat diri ini mempunyai impian dan keinginan untuk menjadi orang bersyukur yang memilih jalan zuhud, bukan berarti diri ini ingin menjadi orang yang melepaskan dunia. Harapan untuk dapat merasakan kebahagiaan dunia, memiliki cinta dan hidup bersama orang yang dicintai dengan bahagia di dunia tetap ada, terutama harapan untuk menjadi insan yang dapat memberikan manfaat bagi orang lain dan agama.

Mampu untuk memberikan manfaat bagi orang lain, manusia hidup idealnya memang seperti itu. Menyebarkan nilai kasih syang kepada sesama, hidup berdampingan dan saling membantu, bukannya bersaing saling mengalahkan dan menjatuhkan. Saat ingin menjadi manusia model tersebut, terkadang masih saja ada kepentingan dalam diri ini selalu berlawanan dengan keinginan mulia tersebut. Masih saja diri ini tunduk patuh pada nafsu dan ego yang bersemayam dalam diri. Diri ini memang bukan orang sempurna yang dapat menjalani semua dengan sempurna. Diri ini masih belajar bagaimana menjadi orang yang mendekati orang sempurna.

Pertentangan dan pertarungan dalam diri setiap manusia menjadi pemandangan yang setiap hari menghiasi kehidupan. Terkadang diri ini masih melakukan perbuatan yang bertentangan dengan keinginan hati. Ada perasaan berdosa dan bersalah saat telah melakukan perbuatan tersebut.

Ada keinginan diri ini untuk dapat menjadi orang yang tidak banyak bicara kecuali kebenaran dan kejujuran, tetapi masih saja sisi lain dalam diri ini selalu mengajak untuk bicara sesuatu yang tidak perlu, ingin mengetahui segala urusan orang lain dan menjadi orang sok bisa segalanya. Tidak jarang hal itu membuat orang lain gerah, tetapi diri ini juga tidak mampu untuk menghentikan kebiasaan tersebut.

Maafkan diri ini hatiku, maafkan perilaku diri ini jiwaku dan maafkan aku temen-temenku. Ampuni diri ini Tuhanku seandainya belum mampu untuk bersyukur atas segala nikmat yang telah Engkau berikan. Diri ini memang masih lemah dan jauh dari harapan, diri ini hanya bisa bilang kalau diri ini telah berusaha, masih berusaha dan akan selalu berusaha untuk dapat menjadi orang yang lebih baik lagi dan menjadi orang yang mempu bersyukur atas apa yang ada dan dimiliki diri ini.

Tidak ada komentar: