SEMUANYA TIDAK HARUS SESUAI DENGAN KEHENDAK KITA
Semarang, 5 Juni 2008
Banyak hal yang tidak dapat kita kendalikan dalam kehidupan ini. Kematian, sakit, perilaku orang lain dan apa yang dilakukan orang lain adalah sebagian contoh dari kejadian yang terjadi diluar kehendak kita. Hanya sedikit orang yang menginginkan untuk sakit, bahkan mungkin tidak ada tetapi saat sakit datang kepada menghampiri, tidak ada orang yang mampu untuk menolaknya. Perasaan dan perilaku orang lain, sekalipun itu sebuah perasaan dan perilaku terhadap kita, kita tidak pernah bisa mengendalikannya. Semuanya berada diluar kendali kita. Lebih dalam lagi, semuanya berjalan sesuai hukum alam yang telah ditentukan Allah swt.
Suatu hal yang percuma dan hanya membuang energi saat mengharapkan semuanya menjadi seperti yang kita inginkan. Belajar untuk menerima kehidupan seperti apa adanya kehidupan adalah lebih baik daripada terus mengharapkan semuanya menjadi seperti yang kita inginkan. Belajar untuk ridho dan ikhlas dengan ketentuan Allah swt lebih utama daripada terus mengeluh terhadap kehidupan, karena keluhan tidak akan merubah kenyataan. Mencoba untuk ikut mengalir mengikuti arah kehidupan tanpa harus terhanyut di dalamnya adalah lebih arif daripada terus menerus melawan arus kehidupan, tanpa bermaksud untuk mengatakan bahwa melawan arus kehidupan merupakan hal yang buruk. Semua yang ada dalam tulisan ini hanyalah sebuah pendapat dan pandangan yang didapat dari pengalaman hidup penulis, tidak lebih karena memang untuk berpijak pada suatu pengetahuan yang empiris, terlalu sedikit ilmu dan pengetahuan penulis untuk menjadi pijakan.
terkadang diri ini heran melihat perilaku sebagian sahabat yang merasa benar sendiri dan menganggap orang lain salah. Tetapi setelah dilihat lebih dalam lagi, ternyata diri ini tidak jauh berbeda dengan sahabat tadi, malah mungkin justru lebih primitif bila dibandingkan dengan beberapa sahabat yang merasa sok benar tadi. Primitif karena tidak dapat memahami kehidupan ini dan hanya menggunakan satu mata dalam melihat kehidupan. Terlalu kompleks dan luas permasalahan dalam hidup ini apabila hanya menggunakan satu mata untuk melihatnya. Terlalu sedikit ilmu dan lemampuan yang kita miliki untuk mengetahui segalanya. Terkadang kita harus berpelukan dengan yang lain, bertukar pikiran, sama – sama melihat satu obyek dari berbagai sudut agar kita dapat memahami secara keseluruhan. Tetapi sekali lagi, semua itu hanyalah sebuahpendapat dan pandangan. Sebuah teori, pandangan, atau sebuah wacana memang sangat mudah untuk dipelajari, mudah untuk dikemukakan tetapi sangat jauh dengan kenyataan apabila kita tidak dapat menempatkannya secara sejajar dan seimbang.
Terkadang kita menginginkan sesuatu, sangat menginginkannya dan berharap sesuatu itu dapat terwujud. Kita sangat ingin memiliki sesuatu tersebut kalau memang kita menginginkan untuk memilikinya. Sah-sah saja seseorang memiliki sebuah keinginan, harapan dan cita-cita. Hak setiap orang juga untuk menempatkan keinginan, harapan, dan cita–cita tersebut dimanapun ingin menempatkannya, meyakininya sebagai sebuah jalan hidup yang sempurna atau sebagai panduan untuk hidup sukses dan bahagia. Tetapi perlu diingat, manusia tidak dapat mewujudkan itu kalau tidak diizinkan oleh Sang Pemilik Kehidupan. Yang terpenting menurut diri ini adalah bagaimana kita menempatkan keinginan, harapan dan cita–cita tersebut dalam hidup kita secara seimbang. Berapa proporsi yang kita berikan kepada keinginan, harapan dan cita-cita dari seluruh energi yang kita miliki. Hidup terkadang penuh dengan kejutan, kita membutuhkan cadangan energi untuk menghadapinya. Bagaimana kita mampu untuk membagi energi yang kita miliki tersebut akan menentukan seberapa siap kita untuk menghadapi kehidupan ini.
Kembali lagi pada ide awal menulis ini semua bahwa semua yang telah tertulis di atas hanya sebuah pandangan dari seseorang yang sedang belajar dan berproses, tidak sempurna itu sudah pasti. Tetapi itulah pelajaran yang diberikan kehidupan kepada diri ini, atau lebih jelasnya itulah hasil penangkapan diri ini terhadap pelajaran yang diberikan oleh kehidupan. Semoga diri ini masih akan terus belajar, mampu untuk terus belajar dan dapat menjadi orang yang lebih baik lagi, orang yang dapat memberikan manfaat bagi orang lain, orang yang beriman dan bertaqwa kedapa Allah swt yang memiliki kehidupan dan orang yang dapat menjadi seorang suami yang baik untuk seorang perempuan, teman hidup sejati yang selalu aku nantikan kehadirannya dan ayah yang baik bagi anak-anakku nanti untuk mengantarkan anak-anakku menjadi orang-orang yang dapat memberikan manfaat bagi kehidupan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar