Rabu, 18 Mei 2011

KEHIDUPAN di NEGERI SKIZOFRENIA

Pemulung Ilmu, 18 Mei 2011

Kembali dengan kebiasaan lama, merenung dan berdialog dengan diri. Belajar dari fenomena yang terjadi di luar diri, belajar masuk kedalam diri dan seperti kebiasaan sebelumnya, diri ini bertemu dengan sebuah rasa heran yang sangat, bertambah heran dan semakin heran saat bertanya kepada diri sendiri tentang semua fenomena yang dilihat di luar dan di dalam diri.

Mungkin semua itu menunjukkan kalau diri ini belumlah menjadi orang yang bijaksana karena masih merasa heran dengan sebuah ketentuan yang telah digariskan Tuhan, seperti yang pernah dikatakan oleh seorang Guru yang telah dikatakan bijaksana oleh sebagian sahabat. Bukankah semua yang terjadi dalam dunia ini adalah atas seizin Tuhan, bahkan tidak ada daun yang jatuh jika Tuhan tidak mengijinkan? Maafkan diri ini Tuhan jika masih menyimpan rasa heran dalam diri, maafkan juga Guru bila belum dapat sebijaksana Anda.

Kembali lagi pada rasa heran dalam diri, sebenarnya apa yang salah dengan kehidupan ini? Mungkin sebuah pertanyaan bodoh karena jawabannya sudah jelas, tidak ada yang salah dengan kehidupan, manusialah yang salah, tetapi manusia yang bagaimana yang dikatakan salah tersebut? Jangan-jangan diri ini juga termasuk manusia yang salah tersebut? Ampuni diri ini Tuhan jika termasuk kedalam golongan manusia yang salah tersebut, semoga Engkau tidak bosan untuk selalu membimbing diri ini untuk keluar dari kebiasaan dan perilaku yang salah.

Mungkin salah satu ciri manusia yang salah tersebut adalah manusia yang sadar dengan yang dilakukannya, tetapi dia juga sadar bahwa yang dilakukannya itu adalah suatu kesalahan dan dosa. Bukan bermaksud menghakimi, atau bahkan menilai tetapi kalau arti gangguan jiwa skizofrenia diartikan sebagai ketidaksesuaian antara yang dirasakan dalam hati dengan yang dikeluarkan dalam bentuk kata dan perbuatan, mungkin separo lebih dari penduduk negeri ini sedang menderita sakit jiwa. Hampir 70%, bahkan lebih dari aparatur negeri ini, termasuk anggota dewan yang terhormat saat ini sedang menderita gangguan jiwa skizofrenia.

Sebelumnya mohon maaf, data tersebut diatas memang tidak bersumber dari sebuah penelitian ilmiah dengan segala metodenya “yang sarwo” hebat seolah tidak ada celah, jadi kalau ada sahabat yang tidak setuju dengan data tersebut diatas, dengan segala kerendahan hati diri ini akan menghargai dan menghormati pendapat tersebut. Data tersebut hanyalah sebuah hasil pemikiran dari seorang diri yang jauh dari genius dan juga jauh dari bijaksana yang hidup di negeri demokrasi yang menurut perkataan para ahli, negeri yang berdemokrasi itu rakyatnya bebas mengeluarkan pendapatnya.

Diri ini yakin dan percaya, orang-orang yang saat ini menduduki jabatan di negeri ini, termasuk anggota dewan yang terhormat bukanlah orang-orang yang bodoh, tapi adalah orang yang cerdas yang berpendidikan. Ada seorang sarjana, magister, doctor dan bahkan professor disana, tetapi ternyata negeri ini masih jauh dari kata maju. Atau mungkin karena terlalu cerdas sehingga mampu mengelabuhi masyarakatnya dengan argument, perkataan dan berperilaku yang tidak sesuai dengan hati nuraninya? Kalau memang benar seperti itu yang terjadi, lalu untuk apa sekolah yang tinggi? Alangkah anehnya kehidupan di negeri yang bernama Indonesia ini.

Tambah tercengang diri ini melihat fenomena yang terjadi akhir-akhir ini, segelintir orang merayakan ulang tahun Israel dengan dalih negeri ini adalah negeri demokrasi yang setiap orang bebas mengekspresikan segalanya. Aneh, sebenarnya apa yang dimaksud demokrasi itu sampai semua orang merasa benar dengan setiap perilaku yang dilakukan di negeri ini, walaupun itu demi kepentingan pribadi dan golongannya. Apakah bebas mengekspresikan segalanya tanpa sebuah aturan itu yang disebut demokrasi? Berarti demokrasi sama dong dengan liberal? Bahkan kalau diri ini diizinkan untuk menilai, negara Amerika atau sebagian Negara Eropa yang katanya liberal itu sepertinya juga hidup dengan aturan dan bukan bebas sebebas-bebasnya. Kesimpulannya negeriku saat ini telah menjadi negara liberal yang lebih dari negara yang telah memproklamirkan liberal dan lebih bebas dari negara yang menganut kebebasan.

Kembali lagi dengan kata “aneh”, katanya Negara ini adalah Negara beragama dengan sila pertama dasar Negara “Ketuhanan yang Maha Esa”, penduduknya semua beragama, setidaknya dalam KTP, tapi kenapa negeri ini seperti negeri yang tidak beragama? Kejahatan dan pembunuhan hamper terjadi setiap hari. Pemakai narkoba dan penganut sex bebas tak terhitung jumlahnya di negeri ini. Kasus korupsi terjadi hamper di semua instansi negeri. Bukankah semua itu adalah perbuatan yang dilarang agama? negeri ini memang begitu aneh, bahkan telah menjadi negeri skizofrenia karena perilaku dalam bernegaranya tidak sesuai dengan peraturan yang telah dikeluarkan oleh Negara.

Diri ini menulis seperti ini bukan karena diri ini orang yang telah sempurna, diri ini justru merasa diri ini adalah bagian dari orang yang terkena penyakit jiwa skizofrenia tadi. Apabila melihat lebih dalam lagi ke dalam diri, diagnosis skizofreni tadi semakin jelas kelihatan sampai diri ini tidak dapat menentukan apa yang seharusnya diri ini lakukan. Begitu banyak keganjilan yang dirasakan, tetapi kenapa begitu susah untuk menghilangkan keganjilan tersebut, bahkan kekuatan untuk berubah itu hanya selalu ada dalam pikiran dan tidak pernah masuk kedalam diri. Lalu, apa yang sebenarnya dimaksud dengan makna kehidupan itu? Pertanyaan yang sederhana, tetapi sangat susah untuk dijawab.

Jumat, 15 Agustus 2008

PEREMPUAN

PEREMPUAN

Semarang, 1 Agustus 2008

Pengalaman hidupku dalam berinteraksi dengan makhluk yang bernama perempuan memberikan sebuah pelajaran berharga dan pemahaman bahwa mereka adalah makhluk luar biasa yang diciptakan Allah swt. Diri ini memang tidak pernah setuju apabila perempuan disebut sebagai makhluk rendahan dibawah laki-laki. Dari rahim perempuan-perempuan mulia dan hebat telah terlahir generasi robbani yang baik dan sholeh, selalu berjuang di jalan Allah swt dan hanya berharap pada ridho Allah swt. Dari rahim perempuan mulia juga telah lahir generasi luar biasa, orang-orang yang luar biasa yang telah menuliskan tinta emas dalam sejarah kehidupan manusia.

Dari literatur dan buku yang telah aku baca, dan juga dari hasil pengamatan dan analisisku terhadap semua fenomena kehidupan yang dapat aku tangkap, sejarah telah mencatat bahwa orang-orang yang luar biasa kebanyakan terlahir dari rahim suci wanita-wanita mulia yang luar biasa. Beberapa contoh yang dapat aku sebutkan antara lain Nabi Isa as yang terlahir dari rahim perempuan suci bunda Maryam. Nabi Muhammad saw yang dari garis keturunannya adalah orang mulia. Mulai dari Nabi Ibrahim as, Nabi Ismail as sampai terlahir Nabi Muhammad saw adalah generasi mulia yang tidak ada satupun dari generasi tersebut yang lahir dari hasil perzinahan.

Imam Abu Hanifah yang terlahir dari rahim perempuan mulia yang buta mata, bisu, tuli dan juga lumpuh. Buta mata karena tidak pernah melihat apa-apa yang diharamkan Allah swt. Bisu karena hanya menggunakan lidahnya untuk menyebut nama Allah swt dan hal-hal yang mendatangkan ridha Allah swt. Tuli karena telinganya tidak pernah digunakan untuk mendengar kata-kata yang membuat Allah swt tidak ridha terhadapnya. Dan lumpuh karena kakinya tidak pernah digunakan untuk melangkah ke tempat-tempat yang menimbulkan kegusaran Allah swt yang Allah swt tidak ridha terhadapnya. Fatimah r.a, seorang perempuan mulia yang menjadi imam para wanita di syurga, terlahir dari rahim mulia perempuan yang pertama kali memeluk agama Islam, ibunda Khadijah r.a. Dan masih banyak kisah orang-orang luar biasa lainnya yang lahir dari rahim perempuan mulia.

Dari doa tulus dan ikhlas yang keluar dari mulut ibunda, orang-orang yang luar biasa ada. Dari doa yang tulus dari seorang ibu kepada anaknya, dari tetesan air mata seorang ibu tiap malam dan dari pengorbanan seorang ibu yang tanpa kenal lelah, telah terlahir tak terhingga banyaknya orang-orang luar biasa yang membawa kesejahteraan dan kemanfaataan bagi manusia di dunia.

Perempuan adalah malaikat yang pertama kali menjaga mutiara yang terlahir ke dunia yang bernama bayi. Perempuan adalah malaikat yang menjaga dengan penuh kasih sayang terhadap anak-anaknya, rela tidak tidur semalaman untuk menjaga anaknya agar merasa nyaman dan tidak menangis lagi. Perempuan adalah orang yang penuh keikhlasan karena tidak pernah berharap atas kasih sayang yang telah diberikan kepada anaknya. Perempuan adalah kepanjangan tangan Allah swt untuk memberikan kasih sayang kepada anak-anaknya. Allah swt sendiri telah berfirman bahwa ridho-Nya terhadap anak-anak tergantung dari ridho orang tua.

Perempuan adalah makhluk yang diambil dari tulang rusuk laki-laki. Apabila dia telah bertemu dengan pasangannya, perempuan akan menjadi penjaga yang setia untuk hati dan jantung agar tidak terkoyak. Perempuan adalah penolong bagi laki-laki dan bukannya sparing partner untuk laki-laki. Perempuan adalah makhluk yang akan melengkapi yang tak ada pada laki-laki, yaitu perasaan, emosi, kelemahlembutan, keluwesan, keindahan, kecantikan, rahim untuk melahirkan, mengurusi hal-hal sepele sehingga ketika laki-laki tidak mengerti hal-hal itu, perempuanlah yang akan menyelesaikan bagiannya, sehingga tanpa engkau sadari ketika engkau menjalankan sisa hidupmu, engkau akan menjadi kuat karena kehadirannya disisimu.

Perempuan tidak membutuhkan argumentasi hebat dari seorang laki-laki, tetapi dia butuh jaminan rasa aman dari laki-laki karena dia ada untuk dilindungi, tidak hanya secara fisik tetapi juga secara emosi. Perempuan tidak tertarik pada fakta-fakta yang akurat, bahasa yang teliti dan logis yang dapat disampaikan secara detail dari seorang laki-laki, tetapi yang dia butuhkan adalah perhatian laki-laki, kata-kata yang lembut, ungkapan-ungkapa sayang yang sepele namun baginya itu sangat berarti dan membuatnya nyaman didekatmu.

Batu yang keras dapat terkikis habis oleh air yang luwes, sifat laki-laki yang keras dapat ternetralisir oleh kelembutan seorang perempuan. Rumput yang lembut tidak mudah tumbang oleh badai dibandingkan dengan pohon yang besar dan rindang, seperti juga di dalam kelembutan perempuan, di situlah terletak kekuatan dan ketahanan yang membuat perempuan dapat bertahan dalam situasi apapun.

Perempuan bersifat lembut bukannya untuk diinjak dan dikesampingkan. Rumput yang lembut akan dinaungi oleh pohon yang kokoh dan rindang. Jika lelaki berpikir tentang perasaan perempuan, itu hanya sepersekian dari hidupnya, tetapi jika perempuan berpikir tentang perasaan lelaki, itu akan menyita seluruh hidupnya.

Karena perempuan diciptakan dari tulang rusuk laki- laki, karena perempuan adalah bagian dari laki-laki, apa yang menjadi bagian dari hidupnya, akan menjadi bagian dari hidupmu. Keluarganya akan menjadi keluarga barumu, keluargamu pun akan menjadi keluarganya juga.

Dibalik seorang pahlawan yang kuat dan luar biasa, selalu ada perempuan dibelakangnya yang memberikan dukungannya tanpa kenal lelah. Perempuan tersebut dapat berupa seorang ibu yang dengan dengan kesabaran dan keikhlasan memberikan kasih sayang dan dukungannya kepada anaknya atau dapat berupa seorang istri yang dengan setia mendampingi perjuangan suaminya. Dibelakang Nabi Muhammad saw ada Khadijah r.a yang setia mendampinginya. Dibalik kehidupan dan perjuangan Jendral Sudirman, ada istrinya yang setia berkorban untuk suaminya. Dan masih banyak lagi kisah perempuan dibalik kesuksesan seorang laki-laki yang tidak dapat diremehkan perannya. Melihat itu semua, akan salah saat memandang makhluk yang bernama perempuan dengan sebelah mata, apalagi menyepelekannya.

Ada sebuah kisah menarik yang membuatku sangat menghargai makhluk bernama perempuan. Ada seorang anak kecil yang bingung melihat ibunya menangis. Dia bertanya kepada ayahnya dan ayahnya hanya menjawab, ”Semua perempuan akan menangis tanpa alasan yang jelas”. Dia kemudian bertanya kepada ibunya kenapa ibunya menangis. Sang ibu hanya menjawab ”Nak, kamu memang tak akan pernah mengerti...!!!”.

Sang anak kemudian bertanya kepada Tuhan dalam mimpinya, kenapa ibunya menangis. Tuhan pun menjawab :

Saat Aku ciptakan perempuan, Aku membuatnya menjadi sangat utama dan mulia. Kuciptakan bahunya agar mampu menahan seluruh beban dunia dan isinya, walaupun juga bahu itu harus cukup nyaman dan lembut untuk menahan kepala bayi yang sedang tertidur.

Kuberikan perempuan kekuatan untuk dapat melahirkan anaknya dan mengeluarkan bayi dari rahimnya, walaupun seringkali pula dia kerap berulangkali menerima cerca dari anaknya itu.

Kuberikan perempuan keperkasaan, yang akan membuatnya tetap bertahan, pantang menyerah, saat semua orang sudah putus asa.

Kuberikan perempuan kesabaran untuk merawat keluarganya walaupun letih, sakit dan lelah, tanpa berkeluh kesah.

Kuberikan perempuan perasaan peka dan kasih sayang untuk mencintai keluarga dan semua anak-anaknya dalam kondisi apapun dan dalam situasi apapun. Walaupun tidak jarang anak-anaknya tersebut melukai perasaannya dan melukai hatinya. Perasaan ini pula yang akan memberikan kehangatan pada bayi-bayi yang terkantuk menahan lelap. Sentuhan inilah yang akan memberikan kenyamanan bagi bayi saat didekap dengan lembut olehnya.

Kuberikan perempuan kekuatan untuk membimbing suaminya untuk melalui masa-masa sulit dan menjadi pelindung baginya. Sebab, bukankah tulang rusuklah yang melindungi setiap hati dan jantung agar tak terkoyak?

Kuberikan perempuan kebijaksanaan, kemampuan untuk memberikan pengertian dan menyadarkan bahwa suami yang baik adalah yang tak pernah melukai istrinya. Walaupun seringkali pula kebijaksanaan tersebut akan menguji setiap kesetiaan yang diberikan kepada suami agar tetap berdiri sejajar saling melengkapi dan saling menyayangi.

Dan akhirnya Kuberikan perempuan air mata agar dapat mencurahkan perasaannya. Inilah yang khusus Kuberikan kepada perempuan agar dapat digunakan kapanpun yang dia inginkan. Hanya inilah kelemahan
yang dimiliki perempuan, walaupun sebenarnya air mata ini adalah air mata kehidupan".

Dengan latar belakang tersebut, diri ini ingin mengatakan bahwa perempuan bukanlah makhluk yang diciptakan untuk disakiti, tetapi makhluk yang diciptakan untuk dimuliakan sebagai sebuah perhiasan dunia. Ada rasa menyesal karena telah pernah menyakiti hati seorang perempuan. Merasa tidak berdaya karena sampai sekarang belum mampu membahagiaan perempuan yang telah melahirkan diri ini ke dunia yaitu ibukku. Tetapi, tidak baik juga saat terus meratapi semua itu karena kehidupan adalah sebuah proses dan perjalanan untuk terus berjalan agar tidak menyesal di akhir kehidupan.


Minggu, 20 Juli 2008

KEHIDUPAN


KEHIDUPAN

Semarang, 13 Juli 2008

Setiap manusia tidak pernah tahu apa yang akan terjadi esok, dan kenapa harus menjalani sebuah kehidupan yang kehidupan itu sangat jauh daria harapannya untuk dapat menagrungi sebuah samudera yang namanya kehidupan. Sudah sifat dasar manusia untuk mencari kebahagiaan dan menghindari penderitaan, tetapi sebagian lupa bahwa kebahagiaan selalu berpasangan dengan penderitaan. Bagi mereka yang telah dapat memeluk erat keduanya, tidak memilih diantara keduanya untuk datang menghampiri, mungkin tidak menjadi soal yang mana yang datang, kebahagiaan atau penderitaan. Tetapi bagi sebagian orang yang antipati terhadap penderitaan, saat penderitaan datang menghampiri, yang muncul hanyalah sebuah keluh kesah, pertanyaan kenapa harus dia yang menjalani dan sampai kapan penderitaan tersebut harus berakhir.

Kehidupan adalah sebuah misteri kalau tidak disebut sebuah teka teki dan kumpulan masalah. Sebuah misteri karena hanya dalam sebuah kejadian dalam kehidupan, banyak pandangan yang mengartikan dan memaknai kejadian tersebut. Disebut teka teki karena esok hari tiada yang pernah tahu apa yang akan terjadi. Disebut kumpulan masalah karena memang kehidupan datang sebagai masalah untuk diselesaikan, mulai dari kehadiran manusia pertama kali ke dunia juga disebabkan sebuah masalah. Pembunhan pertama kali yang terjadi di dunia juga disebabkan karena masalah. Tetapi, apabila mau melihat lebih dalam lagi setiap kejadian yang terjadi, semua adalah sebuah pembelajaran berharga yang tidak pernah didapatkan dari sekolah maupun universitas formal. Semua orang pasti tahu bahwa dalam sebuah sekolah atau universitas formal, materi pembelajaran diberikan terlebih dahulu baru setelah itu diadakan ujian. Berbeda dengan itu, universitas kehidupan akan memberikan sebuah materi pembelajaran setelah ujian diberikan. Pendidikan ala manusia dan pendidikan ala Tuhan memang selamanya tidak akan sama, terlalu jauh apabila harus dibandingkan.

Dulu, pada waktu pengetahuan masih dangkal (bukan berarti pengetahuan yang dimiliki saat ini sudah sedalam samudera), selalu berharap bahwa permasalahan hidup, entah itu yang datang berupa penderitaan, sakit hati atau teman – temannya yang lain datang menghampiri, selalu berharap bahwa semuanya cepat berakhir. Tetapi akhir – akhir ini sadar, bahwa semuanya tidak akan berakhir. Semuanya saling terkait, tidak ada awal, tengah dan akhir. Permasalalahan selalu datang dan pergi, sama seperti penderitaan dan kebahagiaan yang datang silih berganti dalam kehidupan manusia. Setiap akhir sebuah masalah, hal tersebut juga merupakan awal baru sebuah masalah. Hanya setelah nyawa berpisah dengan badan, semua rutinitas kehidupan akan berakhir. Pesan berharga yang dpat diberikan,hidup bukanlah sebuah kompetisi jadi jangan pernah berfikir kalau kamu bersaing dengan orng lain. Hidup adalah sebuah perjalanan bersama – sama menuju akhir yang disebut kematian untuk memperoleh kebahagiaan hakiki dalam kehidupan setelah kematian. Saat kamu merasa bahagia karena kamu merasa telah memenagkan sebuah kompetisi kehidupan, ada orang lain yang saat itu merasakan penderitaan karena kebahagiaanmu. Saat kamu merasa menang, sebenarnya kamu sedang mengalami kekalahan karena orang lain yang telah kamu kalahkan dapat belajar jauh lebih banyak dariapa kamu yang menganggap dirimu menang.

Bagi sebagain orang yang percaya adanya Tuhan Yang Maha Tinggi yang menjadi kreator dibalik kehidupan, percaya bahwa tidak ada satu kejadianpun yang berlalu tanpa izin dari Tuhan. Perbuatan melawan takdir Tuhan hanyalah perbuatan yang sia – sia, terlalu lemah manusia untuk melawan takdir Sang Maha Kuasa dan terlalu kecil dan sedikit ilmu yang dimiliki manusia saat dibandingkan dengan ilmu yang dimiliki Tuhan, Allah SWT. Entah apa yang akan terjadi esok, yang mereka tahu adalah menjalaninya dengan sebaik - baiknya. Mengeluh tidak ada gunanya dan menghindar adalah sikap seorang pengecut. Hukum Tuhan berkata bahwa setelah penderitaan pasti ada kebahagiaan yang menghampiri. Kalau saat sekarang harus menerima kesusahan dan kesulitan yang itu merupakan takdir Tuhan, kebahagiaan telah menanti dibalik itu semua untuk datang menghampiri. Sebagai manusia, pasti ada rasa capek dan lelah saat penderitaan hidup datang menghampiri sekian lamanya, tetapi dari semua itu manusia sedang di uji untuk mengetahuai seberapa besar kadar kebahagiaan yang nantinya haru diberikan untuk mengganti penderitaan yang menghampirinya.

Untuk mengakhiri tulisan ini, saya ingin mengemukakan apa yang ada dalam diri dalam mengarungi kehidupan ini. Sebenarnya, diri ini juga tidak jauh berbeda dengan orang – orang kebanyakan yang masih saja sering mengeluh saat penderitaan datang dengan waktu yang dirasa begitu lama. Masih saja kesombongan sering datang dalam diri. Rasa iri apabila melihat kesuksesan orang lain belum dapat hilang sepenuhnya dalam jiwa. Masih jauh diri ini untuk dapat dikatakan baik, apalagi untuk dikatakan sempurna, tetapi diri ini juga sadar untuk menjadi baik diperlukan proses, waktu dan sebuah pembelajaran yang tiada henti. Hidup memang sebuah pembelajaran karena kita semua tidak sempurna.

HIDUP ADALAH SEBUAH PILIHAN


HIDUP ADALAH SEBUAH PILIHAN
Semarang, 21 Mei 2008

Gerbong kehidupan akan tetap melaju melewati rel – rel kehidupan dengan atau tanpa kehadiran kita didalamnya. Pekatnya malam akan digantikan dengan terangnya siang. Pagi hari ini akan segera digantikan pagi esok hari. Kejadian, lika – liku jalan akan mengiringi perjalanan kehidupan lengkap fenomena yang menyertainya. Tangung jawab dan amanah kehidupan akan selalu menanti kita untuk mengembannya. Bersyukur saat salah satu tanggung jawab telah selesai, tetapi tidak terlena karena amanah dan tangung jawab yang lebih besar lagi telah menanti di depan kita. Tidak ada yang namanya puncak masalah dan puncak kehidupan karena selamanya kehidupan akan selalu dihiasi dengan permasalahan – permasalahan sebagai bahan ajaran dari kehidupan dan juga sebagai cobaan terhadap manusia dari Tuhannya. Hanya kematian dan bukan puncak kehidupan sebagai akhir dari kehidupan di dunia dan pintu menuju kehidupan selanjutnya yang lebih kekal dan abadi.

Sadar atau tidak sadar, setuju atau tidak setuju, bukan kehidupan yang membutuhkan kita tetapi kita yang membutuhkan kehidupan. Saat kita hanya bermalas – malasan, berpangku tangan dan tidak peduli dengan laju kehidupan, kehidupan akan tetap berjalan meninggalkan kita. Waktu akan terus berjalan kedepan, hari akan selalu berganti, tanggal dan bulan terus berjalan kedepan dan tahun akan selalu berganti dengan tahun baru. Masa lalu telah berlalu dan masa depan belum juga datang. Tidak ada pilihan lain, yang kita hadapi hanya saat ini dan belum tentu kita akan menghadapi esok hari. Memberikan hal terbaik saat ini merupakan satu-satunya pilihan untuk maju, menjadi lebih baik dan untuk meraih kesuksesan hidup dengan ridho IIahi.

Hari ini adalah hasil dari apa yang kita lakukan kemarin dan esok adalah hasil dari apa yang kita lakukan hari ini. Impian dan harapan tidak semuanya tercapai hari ini tetapi sebuah usaha untuk meraihnya harus kita lakukan hari ini untuk mewujudkan impian dan harapan esok hari. Tidak ada jaminan bahwa semua impian dan harapan kita akan terwujud esok hari, tetapi tetaplah berdoa dan berusaha untuk mewujudkannya karena dengan kita terus berdoa dan berusaha, kita telah berada dalam jalan yang benar untuk mewujudkan impian kita yang lain. Dengan terus berdoa dan berusaha, berarti kita sedang belajar kepada Allah swt tentang pelajaran berharga dari universitas kehidupan karena Allah swt telah menjamin doa hamba-Nya yang dipanjatkan dengan keikhlasan dan ketulusan.

Keletihan dan kelesuhan akan selalu menghampiri kita di setiap langkah untuk mengarungi kehidupan, tetapi apakah kita akan hanyut dalam keletihan dan kelesuhan tersebut adalah sebuah pilihan. Tantangan baru dan permasalahan hidup akan selalu kita hadapi, tetapi mengambil tantangan dan menyelesaikan atau menghindari, mengeluh atau belajar darinya adalah sebuah pilihan. Godaan dan tawaran menggiurkan dalam kehidupan tidak mungkin akan hilang dalam kehidupan, tetapi mempertahankan komitmen atau terhanyut dalam godaan atau tawaran tersebut adalah sebuah pilihan. Setiap hari kita akan selalu bertemu dengan orang yang menawan hati, tetapi tergoda dengannya atau setia terhadap komitmen dan perasaan hati, ikhlas dan bersyukur dengan apa yang telah dianugerahkan Allah kepada kita adalah sebuah pilihan. Didepan kita pasti ada dua, tiga, empat dan banyak pilihan mulai dari yangbaik samapi yang buruk, mengambil dan memilih yang mana yang akan kita jalani adalah sebuah pilihan kita. Orang lain tidak mempunyai wewenang terhadap diri kita, tetapi menyerahkan kebijakan kehidupan kita kepada orang lain adalah sebuah pilihan.

Salah apabila berfikiran kalau hidup akan berjalan mulus tanpa ada hambatan. Tikungan dan tanjakan terkadang datang menghadang untuk dihadapi. Tetap melewatinya atau menghindarinya adalah sebuah pilihan. Hanya dengan melewatinya kita akan sampai pada tujuan kita. Bukan jalan yang kita lalui yang menjadi penghambat dan memperlambat kita untuk mencapai tujuan, tetapi keinginan kita untuk tetap dan terus berusaha memperbaiki, merawat kendaraan yang kita gunakan untuk mengarungi jalan kehidupan akan menentukan waktu yang kita perlukan untuk sampai pada tujuan kita.

Pada akhirnya, bukan orang lain yang menentukan kualitas kehidupan kita, tetapi kita sendiri yang bertanggung jawab terhadap kehidupan kita. Bukan orang lain yang akan mempertangungjawabkan dihadapan Allah swt bagaimana kita menjalani kehidupan ini, tetapi kitalah yang akan mempertangungjawabkan sendiri apa yang telah kita lakukan dalam hidup ini.

SEKOLAH : PEMBOHONG!!


SEKOLAH : PEMBOHONG!!
Semarang, 17 Mei 2008

Banyak hal memenuhi pikiranku, mulai dari ide, gagasan sampai sebuah analisis pandangan terhadap fenomena kehidupan tetapi semua itu tetap menjadi sebuah ide karena kekuranganku dalam menulis. Begitu banyak sesuatu yang harus aku pelajari, juga karena kekuranganku sehingga semuanya sampai saat ini belum juga terlaksana. Skor TOEFL yang masih kurang, kesombongan dalam diri yang masih bercokol dalam diri tidak mau pergi, pengetahuan yang masih cethek tetapi sudah merasa mengetahui semuanya. Tetapi, banyak juga pelajaran yang diri ini dapat dan alami dalam kehidupanku akhir – akhir ini.

Begitu banyak kejadian dinegeriku, disekelilingku dan yang terjadi dalam kehidupanku. Mulai dari masalah bangsa, masyarakat banyak yang melakukan protes dan penolakan kenaikan BBM. Pemerintah yang akan menjual beberapa BUMN. Pemilihan gubernur jawa tengah yang sebentar lagi akan dilaksanakan. Pro kontra BLT sebagai kompensasi dari kenaikan harga BBM untuk masyarakat miskin, walaupun program BLT sebelumnya belum dapat dinilai berhasil. Partai politik yang saling pecah dan terpisah-pisah. Terakhir adalah kesuksesan tim uber Indonesia melaju ke final dan kekalahan tim tomas Indonesia melaju ke final.

Prihatin apabila melihat kondisi bangsaku. Menangis sedih apabila melihal permasalahan yang selalu menghimpit bangsaku. Para elit politik seperti hanya ingin meraih kekuasaan tanpa mempedulikan rakyat. Saat membutuhkan rakyat, semuanya beramai – ramai mendatangi rakyat, mencari dukungan, sebagian orang berkata bahwa itu demokrasi. Setelah semuanya mendapatkan keinginan dirinya dari rakyat, sepertinya orang-orang ini mulai meninggalkan dan mencampakkan rakyat. Katanya demokrasi dapat mensejahterakan rakyat karena rakyat yang menentukan arah bangsa ini, tetapi kenyataannya rakyat Indonesia banyak yang menderita ditengah-tengah kayanya bangsa Indonesia dan penghargan dunia terhadap pelaksanaan demokrasi di Indonesia. Semuanya serba bikin orang mengernyitkan dahi, bingung dengan semua yang terjadi, atau memang diri ini saja yang bingung karena dangkalnya pengetahuan tentang demokrasi ditambah dengan kuper (baca: kurang kumpul) dan gaptek (baca: gagap teknologi) yang ada dalam diri ini.

Saat diri ini mencoba melihat fenomena permasalahan lebih dalam lagi, heran dan tambah bingung semakin menghampiri dan kerasan (baca: betah) bersama diri ini. Nasib bangsa Indonesia ternyata banyak ditentukan orang – orang tertentu yang merasa dirinya memiliki bangsa Indonesia, lebih parah lagi mereka semua terlalu tunduk patuh terhadap intervensi dari bangsa asing. Katanya bangsa Indonesia ini miliknya rakyat, dengan demokrasi rakyat yang berwenang membuat kabijakan, apalagi apabila teringan dengan pelajaran yang didapat di bangku Sekolah Dasar (SD) yang mengatakan bahwa demokrasi itu pemerintahan dari, untuk, dan oleh rakyat. Yang salah itu ajaran dan pengetahuan yang diri ini dapatkan tentang demokrasi atau memang demokrasi itu seperti yang diriini lihat saat ini?.

Orang-orang yang merasa memiliki Indonesia tadi dengan tidak merasa bersalah sama sekali juga dengan tanpa beban menjual aset rakyat, ladang rakyat, sumber penghasilan rakyat kepada luar negeri. Akan makan apa rakyat Indonesia kalau ladangnya sudah dijual, sumber penghasilannya diserahkan pada orang lain, sekarang saja masalah pangan masih menghimpit bangsa Indonesia. Heran diri ini saat melihat salah satupasal dalam UUD 1945 yang mengamanahkan aset – aset negara yang berpengaruh terhadap hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara. Tidak ada kata – kata bangsa asing dalam pasal tersebut. Ada yang salah dengan bangsaku, tetapi yang salah dimana juga tidak tahu karena memang keinginan untuk mencarinya dan memperbaikinya tidak dimiliki para penguasa bangsa ini, bangsa Indonesia. Para penguasa hanya tunduk patuh, sendiko dawuh dumateng perintah nafsu pribadi dan keinginan luar negeri.

Itu semua yang saya ceritakan di atas adalah kejadian di luar diri, kejadian di dalam diriku sendiri sebenarnya tidak kalah rumitnya bila dibandingkan masalah diatas. Keinginan untuk menjadi orang yang lebih baik ternyata tidak semudah harapan, untuk menjadi orang baik itu ternyata sulit. Semua itu memang hanya pandanganku, tidak tahu dengan pandangan yang lainnya. Masih saja ada rasa sombong dan merasa paling bisa dalam diri ini. Semuanya memang sumber pembelajaran yang tidak kalah bermanfaat dari pelajaran yang diperoleh di sekolahan atau di kampus. Pelajaran kehiduapan dari universitas kehidupan

Dengan melihat fenomena tersebut di atas, terkadang diri ini justru berfikir apakah masih perlu institusi yangbernama sekolah. Buktinya apa yang aku dapatakan di SD dulu tidak sesuai dengan kenyataan. Pelajaran dari universitas kehidupan juga aku rasakan jauh lebih bermanfaat dibanding pelajaran yang diri ini dapatkan dari bangku sekolah atau universitas formal. Lebih jelas lagi, sekolah formal itu hanya institusi yang didalamnya sering dikumandangkan kebohongan yang meninabobokkan siswanya, yang tidak akan mengembangan siswanya kecuali siswanya tersebut dengan kemauan sendiri mau belajar dari segala fenomena diluar sekolah formal. Ini hanyalah sebuah pandangan dari orang biasa dengan kempuan yang biasa tentunya, jadi biarkanlah berlalu saat tidak sependapat dengan pendapat ini.

SEMUANYA TIDAK HARUS SESUAI DENGAN KEHENDAK KITA


SEMUANYA TIDAK HARUS SESUAI DENGAN KEHENDAK KITA
Semarang, 5 Juni 2008

Banyak hal yang tidak dapat kita kendalikan dalam kehidupan ini. Kematian, sakit, perilaku orang lain dan apa yang dilakukan orang lain adalah sebagian contoh dari kejadian yang terjadi diluar kehendak kita. Hanya sedikit orang yang menginginkan untuk sakit, bahkan mungkin tidak ada tetapi saat sakit datang kepada menghampiri, tidak ada orang yang mampu untuk menolaknya. Perasaan dan perilaku orang lain, sekalipun itu sebuah perasaan dan perilaku terhadap kita, kita tidak pernah bisa mengendalikannya. Semuanya berada diluar kendali kita. Lebih dalam lagi, semuanya berjalan sesuai hukum alam yang telah ditentukan Allah swt.

Suatu hal yang percuma dan hanya membuang energi saat mengharapkan semuanya menjadi seperti yang kita inginkan. Belajar untuk menerima kehidupan seperti apa adanya kehidupan adalah lebih baik daripada terus mengharapkan semuanya menjadi seperti yang kita inginkan. Belajar untuk ridho dan ikhlas dengan ketentuan Allah swt lebih utama daripada terus mengeluh terhadap kehidupan, karena keluhan tidak akan merubah kenyataan. Mencoba untuk ikut mengalir mengikuti arah kehidupan tanpa harus terhanyut di dalamnya adalah lebih arif daripada terus menerus melawan arus kehidupan, tanpa bermaksud untuk mengatakan bahwa melawan arus kehidupan merupakan hal yang buruk. Semua yang ada dalam tulisan ini hanyalah sebuah pendapat dan pandangan yang didapat dari pengalaman hidup penulis, tidak lebih karena memang untuk berpijak pada suatu pengetahuan yang empiris, terlalu sedikit ilmu dan pengetahuan penulis untuk menjadi pijakan.

terkadang diri ini heran melihat perilaku sebagian sahabat yang merasa benar sendiri dan menganggap orang lain salah. Tetapi setelah dilihat lebih dalam lagi, ternyata diri ini tidak jauh berbeda dengan sahabat tadi, malah mungkin justru lebih primitif bila dibandingkan dengan beberapa sahabat yang merasa sok benar tadi. Primitif karena tidak dapat memahami kehidupan ini dan hanya menggunakan satu mata dalam melihat kehidupan. Terlalu kompleks dan luas permasalahan dalam hidup ini apabila hanya menggunakan satu mata untuk melihatnya. Terlalu sedikit ilmu dan lemampuan yang kita miliki untuk mengetahui segalanya. Terkadang kita harus berpelukan dengan yang lain, bertukar pikiran, sama – sama melihat satu obyek dari berbagai sudut agar kita dapat memahami secara keseluruhan. Tetapi sekali lagi, semua itu hanyalah sebuahpendapat dan pandangan. Sebuah teori, pandangan, atau sebuah wacana memang sangat mudah untuk dipelajari, mudah untuk dikemukakan tetapi sangat jauh dengan kenyataan apabila kita tidak dapat menempatkannya secara sejajar dan seimbang.

Terkadang kita menginginkan sesuatu, sangat menginginkannya dan berharap sesuatu itu dapat terwujud. Kita sangat ingin memiliki sesuatu tersebut kalau memang kita menginginkan untuk memilikinya. Sah-sah saja seseorang memiliki sebuah keinginan, harapan dan cita-cita. Hak setiap orang juga untuk menempatkan keinginan, harapan, dan cita–cita tersebut dimanapun ingin menempatkannya, meyakininya sebagai sebuah jalan hidup yang sempurna atau sebagai panduan untuk hidup sukses dan bahagia. Tetapi perlu diingat, manusia tidak dapat mewujudkan itu kalau tidak diizinkan oleh Sang Pemilik Kehidupan. Yang terpenting menurut diri ini adalah bagaimana kita menempatkan keinginan, harapan dan cita–cita tersebut dalam hidup kita secara seimbang. Berapa proporsi yang kita berikan kepada keinginan, harapan dan cita-cita dari seluruh energi yang kita miliki. Hidup terkadang penuh dengan kejutan, kita membutuhkan cadangan energi untuk menghadapinya. Bagaimana kita mampu untuk membagi energi yang kita miliki tersebut akan menentukan seberapa siap kita untuk menghadapi kehidupan ini.

Kembali lagi pada ide awal menulis ini semua bahwa semua yang telah tertulis di atas hanya sebuah pandangan dari seseorang yang sedang belajar dan berproses, tidak sempurna itu sudah pasti. Tetapi itulah pelajaran yang diberikan kehidupan kepada diri ini, atau lebih jelasnya itulah hasil penangkapan diri ini terhadap pelajaran yang diberikan oleh kehidupan. Semoga diri ini masih akan terus belajar, mampu untuk terus belajar dan dapat menjadi orang yang lebih baik lagi, orang yang dapat memberikan manfaat bagi orang lain, orang yang beriman dan bertaqwa kedapa Allah swt yang memiliki kehidupan dan orang yang dapat menjadi seorang suami yang baik untuk seorang perempuan, teman hidup sejati yang selalu aku nantikan kehadirannya dan ayah yang baik bagi anak-anakku nanti untuk mengantarkan anak-anakku menjadi orang-orang yang dapat memberikan manfaat bagi kehidupan.

TERNYATA DIRI INI MASIH BODOH


TERNYATA DIRI INI MASIH BODOH
Semarang, 18 Mei 2008

Saat melihat pertandingan final Piala Uber di TV antara tim Indonesia dengan Tim China, berharap Indonesia dapat memenangkan pertandingan final itu dan menjadi juara. Setelah pentandingan selesai, dan ternyata tim Indonesia kalah dari tim China, diri ini sadar bahwa tim Indonesia tidaklah sekuat tim China. Perjuangan ternyata tidak cukup hanya dengan modal semangat dan dukungan dari masyarakat, tetapi lebih dalam lagi perjuangan lebih banyak tergantung dari individu para pemainnya. Perayaan yang dilakukan setelah semi final, seolah Indonesia telah menjadi juara beberapa hari sebelumnya ternyata tidak dapat diulangi pada final. Memang benar tim Piala Uber Indonesia telah melampaui target yang hanya lolos sampai semifinal, tetapi kekalahan di partai final seharusnya dapat dijadikan bahan pembelajaran bahwa tim piala Uber Indonesia tidaklah sekuat yang dibayangkan. Masih ada yang lebih kuat lagi.

Sama seperti tim piala Uber Indonesia yang masih perlu banyak belajar dan untuk menjadi yang terbaik tidak cukup hanya dengan motivasi dan dukungan dari orang – orang sekitar, diri ini sadar bahwa masih banyak yang harus dipelajari oleh diri ini untuk menjadi orang gedhe (baca: sukses). Belajar dari apapun, tidak memilih dan memilah tetapi menerima semua pelajaran yang diberikan universitas kehidupan tanpa protes sebelum menjalankan apa yang telah diajarkan universitas kehidupan.

Diri ini masih perlu belajar untuk meletakkan hati lebih rendah agar tampungan ilmu dapat terisi lebih banyak. Sekarang mungkin diri ini masih terlalu tinggi meletakkan hati sehingga ilmu yang didapat cuma sedikit. Ibarat sebuah gunung dan lautan, keduanya dapat menampung air, tetapi lautan sampai kapanpun menurut hukum alam akan lebih banyak menampung air daripada gunung. Beberapa gunung memang dipuncaknya ada sebuah danau atau tampungan air lainnya, tetapi tetap saja jumlah atau volume air didalamnya tetap lebih sedikit dibanding dengan air di lautan.

Kehidupan dengan contoh kehidupan alamnya ibarat sebuah papan tulis yang digunakan Tuhan untuk mengajari setiap makhluk-Nya. Diri ini sering menyebutnya dengan universitas kehidupan. Bagi sahabat yang kurang sepakat dengan istilah universitas kehidupan atau dengan istilah papan tulis Tuhan, silahkan membuat istilah sendiri yang menurut sahabat lebih tepat. Sebagian sahabat yang memilih dan serius untuk kuliah di universitas kehidupan, dengan seksama melihat dan memperhatikan papan tulis dan mendengarkan apa yang diterangkan alam, materi – materi pelajaran seperti lautan dan gunung tentunya sudah bukan merupakan hal yang asing lagi. Bahkan, sehelai daun yang jatuh pun akan dianggap sebagai sebuah pelajaran yang diberikan Tuhan melalui alamnya, berusaha mengambil makna darinya.

Semua daun yang jatuh semuanya adalah ke tanah, sebagian memang tertahan di dahan – dahan, pohon atau atap – atap rumah, tetapi jumlahnya tidaklah sebanyak yang jatuh di alam. Daun yang berada di tanha juga memberikan manfaat yang lebih besar, yaitu sebagai pupuk untuk menyuburkan tanah dan menjadi sumber makanan tumbuhan. Berbeda dengan daun yang ada di atap rumah, seringkali justru menjadi sumber masalah. Sebuah ilmu yang diletakkan pada tempatnya akan memberikan lebih banyak manfaat, tidak hanya untuk diri sendiri tetap juga untuk orang lain.

Kembali lagi pada bahasan awal, diri ini ternyata masih bodoh apabila dilihat dari masih banyaknya pelajaran yang diberikan alam yang belum diambil, dan cenderung diabaikan oleh diri ini. Masih banyak hal yang tidak diri ini ketahui dan masih banyak yang harus diri ini pelajari. Tidak hanya belajar yang sifatnya menjejali pikiran dengan pengetahuan baru, tetapi juga belajar mengendalikan hati, menempatkan hati, menempatkan ilmu, menjaga ucapan dan tidak membiarkan tindakan dan pikiran berbuat apapun hanya mengikuti permintaan nafsu.

Sebagian sahabat memang sudah mencapai tahapan belajar yang lebih tinggi dan diri ini masih dalam proses untuk menuju kesana. Diri ini masih dalam tahapan belajar bagaimana caranya belajar. Belajar dari apapun dan belajar memahami bahasa Tuhan melalui ciptaannya. Belajar untuk bersabar dan belajar bersyukur, karena memang dengan sabar semuanya dapat berjalan tanpa beban, dengan bersyukur kita kita akankaya, merasa cukup dengan apa yang dimiliki saat ini sehingga tidak ada keinginan untuk memiliki apa yang dimiliki orang lain. Diri ini juga masih belajar bagaimana caranya hidup ikhlas sehingga tidak ada kata – kata dan perasan mengeluh saat usaha, harapan, dan doa yang telah dilakukan dan dipanjatkan tidak terwujud sekarang, bahkan seandainya semua itu tidak pernah terwujud. Semuanya memang tidak mudah untuk dijalani, tetapi tidak mudah bukan berarti tidak bisa untuk dipelajari.

Saat merasa bahwa kita tidak dapat belajar, merasa berat untuk terus belajar karena tidak adanya dukungan dari orang – orang yang kita harapkan dukungannya, belajar dari tim piala Uber Indonesia ternyata dukungan bukanlah segalanya untuk mencapai keberhasilan. Motivasi saja tidak pernah cukup tanpa adanya suatu usaha, penyerahan diri secara ikhlas kepada Pemilik ilmu dan pemilik kesuksesan. Semuanya harus berjalan seimbang, sebagaimana telah diajarkan secara menarik oleh Tuhan melalui keseimbangan alamnya. Alam tidak pernah menuntut manusia untuk menyeimbangkannya, tetapi saat manusia tidak peduli dengan keseimbangan alam, dengan sendirinya alam, dengan caranya sendiri menyeimbangkan dirinya sendiri, salah satunya dengan berbagai bencana alam.

Tataplah belajar dan mengerjakan apa yang menjadi tanggungjawabmu walaupun tidak ada orang yang peduli denganmua, tidak ada yang memberikan dukungan. Tetaplah mengerjakan apa yang ingin kamu kerjakan, tetapi jangan pernah melanggar hukum alam walaupun terkadang harus menitikkan air mata. Tetaplah mengerjakan walaupun tidak ada sumbangan tenaga dariorang – orang disekitarmnu dan kamu harus mengumpulkan tenagamu sendiri dan tetaplah mengerjakan walaupun bukan yang pertama kali kamu harus menjalani tugas dan tanggungjawabmu beratmu sendirian. Semuanya hanya karena satu alasan, karena Tuhan tidak tidur.