Selasa, 10 Juni 2008

PEMERKOSAAN DAN PEMBUNUHAN PIKIRAN

Oleh : Perdhana Ari Sudewo

Manusia diciptakan dengan software dan hardware yang luar biasa, lengkap dengan instalasi pemograman dan potensi yang tidak terhingga. Otak sebagai hardware dilengkapi dengan 12-15 juta sel saraf merupakan sebuah modal yang lebih dari cukup untuk menghasilkan pemikiran-pemikiran dan ide-ide baru yang luar biasa. Potensi yang luar biasa tersebut seringkali mati, terbunuh dengan teori-teori canggih yang didapatkan dari bangku sekolah maupun institusi formal lainnya yang menjadikan otak sebagai mesin foto copy ide orang lain.

Bukan bermaksud untuk menjadi orang yang anti teori. Tidak ada juga sebuah ide dan hasil pemikiran yang murni original. Semuanya merupakan hasil hubungan dan gabungan ide-ide lama yang dibungkus dengan format baru. Tetapi, dengan menjadikan otak hanya sebagai mesin foto copy orang lain, memperkosanya sehingga pemikiran tidak berkembang juga merupakan tindakan yang kurang tepat. Orang seringkali tidak sadar bahwa pikirannya telah diperkosa dengan sebuah pemikiran orang lain atau teori orang lain, padahal belum ada sebuah ide pemikiran atau teori yang multi dimensi dan dapat diterapkan pada semua situasi dan kondisi.

Lihat teori Maslow tentang hierarki kebutuhan yang telah menjadikan manusia tidak pernah puas dengan kehidupannya. Teori Freud tentang psikoanalisis yang menjadikan orang-orang hanya berorientasi pada insting seksual. Teori Pavlov tentang behavioristk yang menjadikan orang seperti robot. Tidak sedikit orang yang mempercayai sepenuhnya semua teori diatas. Pemikiran terhenti karena merasa kebutuhan dasarnya belum terpenuhi sehingga hanya berorientasi pada pemenuhan kebutuhan dasar. Orang mengalami cemas dan depresi langsung dihubungkan dengan regresi pemenuhan kebutuhan seksual dimasa kecil yang belum terpenuhi. Orang tidak akan bekerja sebelum diberi imbalan uang. Begitu sempitnya pemikiran-pemikiran model tersebut.

Selain pembunuhan pemikiran oleh teori orang lain, model hidup yang meletakkan angka dan prediksi masa depan sebagai landasan dalam bertindak seperti yang dilakukan orang kebanyakan saat ini juga merupakan salah satu modus pemerkosaan dan pembunuhan pemikiran. Grafik dijadikan satu-satunya pedoman untuk berfikir dan menentukan langkah hidup esok hari. Sebagian yang lain justru menambahi dengan prediksi dan ramalan yang semakin membunuh potensi pikiran untuk berkembang. Orang membentuk dirinya hanya dari sebuah ramalan dan menyesuaikan diri berdasarkan sebuah ramalan. Metode hidup antisipasi menjadi sebuah kewajiban dan inovasi menjadi mati.

Kalau ramalan dan prediksi tersebut terbukti, mungkin tidak akan menjadi sebuah masalah. Tetapi akan berbeda apabila ramalan dan prediksinya salah sehingga antisipasnya juga salah, bukankah hal tersebut menjadikan manusia sebagai korban kesalahan dua kali. Korban kesalahan meramalkan dan korban kesalahan antisipasi. Mengapa bangsa Indonesia selalu jalan ditempat, salah satunya mungkin disebabkan oleh orang-orang korban kesalahan dua kali tersebut. Inovasi terhenti karena pikiran telah diperkosa oleh ramalan masa depan, fokus pada antisipasi menjadi sebuah gaya hidup yang wajib dijalani dan kegiatan mencipta tidak pernah dilakukan lagi.

Belum lagi pemerkosaan pikiran dengan modus kiat, jurus, strategi jitu yang ditawarkan beberapa orang. Telah diungkapkan diawal bahwa tidak ada suatu ide atau teori yang dapat digunakan dalam segala situasi dan kondisi. Manusia sekarang cenderung senang dan merasa telah berbuat yang terbaik saat mampu mempraktikan kiat atau jurus-jurus jitu yang ditawarkan orang lain. Bukan ingin menjelek-jelekkan orang-orang yang menawarkan kiat dan jurus jitu, mereka semua adalah orang-orang luar biasa dalam kehidupannya. Didorong oleh rasa hormat terhadap mereka, kegiatan memfoto copy pemikiran coba dihilangkan dan digantikan dengan kegiatan inovasi dan mencipta sehingga rumus sukses tidak cuma sejumlah orang mengemukakan kiat dan jurus sukses, tetapi menjadi sejumlah jumlah manusia di dunia. Berhenti memfoto copy juga berarti berhenti menciptakan manusia yang sama dan manusia rata-rata.

Sejarah kemajuan diwarnai oleh orang-orang yang memiliki pemikiran berbeda. Tidak jarang mereka yang menciptakan inovasi dan kemajuan saat ini dianggap berfikir keliru pada zamannya. Ide manusia dapat terbang dulu dianggap gila dan kurang waras. TV dibilang sebagai kotak aneh yang akan segera ditinggalkan dan Telepon kabel sebelumnya dianggap sebagai barang yang tidak berguna. Sekarang pesawat terbang dan TV menjadi sesuatu yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Telepon justru berkembang menjadi ponsel yang tidak membutuhkan kabel untuk menggunakannya. Apa jadinya kalau orang-orang yang mencipta tersebut pemkirannya diperkosa oleh zamannya dan ramalan masa depan pada waktu itu, mungkin selamanya manusia memang tidak akan terbang dan komunikasi tidak akan selancar saat ini.

Tidak ada yang salah pada katak yang merindukan bulan. Tidak ada yang salah dengan pungguk yang merindukan bulan, dan tidak juga salah untuk berfikir menjadi seorang yang besar, memiliki pemikiran besar dan membuat perubahan besar. Sejarah telah mencatat hanya mereka yang mampu untuk berfikir beda, berfikir besar dan mampu membebaskan pikiran dari konsep-konsep dan penjara-penjara pemikiran yang mampu mengukir tinta emas sejarah.

Dalam psikologi dikatakan bahwa jumlah teori kepribadian adalah sebanyak jumlah manusia yang ada. Jumlah sidik jari juga sejumlah manusia yang ada. Seharusnya jumlah ide pemikiran inovasi untuk mencipta dan mengentaskan Indonesia dari permasalahan bangsa seharusnya juga sejumlah penduduk Indonesia. Pola fikir sama layaknya barisan tentara yang selama ini ditanamkan kepada seluruh warga negara Indonesia sudah saatnya dirubah menjadi pemikiran permainan sepak bola yang dengan keberagaman dapat menghasilkan harmonisasi permainan.

Kegiatan memproduksi manusia satu paradigma saatnya diganti menjadi kegiatan mencipta manusia komprehensif yang mempunyai multi paradigma berfikir. melawan arus pemikiran juga bukan sesuatu yang dilarang. Disaat semuanya maju kedepan, tidak ada salahnya apabila mundur kebelakang agar penglihatan semakin luas, tidak hanya melihat dari satu sisi tapi dari berbagai sisi untuk melihat keseluruhan seluk beluk keindahan dari sebuah rumah karena hanya cat putih yang dilihat saat terlalu dekat melihat rumah tersebut.

Tidak ada komentar: